Minggu, 09 Juni 2013

ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk


ABSTRAK

Nilai Tambah Ekonomis (Economic Value Added / EVA) merupakan suatu laba yang tertinggal setelah dikurangi dengan biaya modal (Cost Capital) yang diinvestasikan untuk menghasilkan laba tersebut.Pengukur kinerja EVA muncul sebagai antisipasi kelemahan pengukur kinerja akuntansi tradisional yang hanya mendasarkan pada laba akuntansi (accounting income) dan tidak memasukkan biaya modal atas ekuitas. Pengukur kinerja EVA memasukkan unsur biaya hutang (cost of debt) dan biaya modal atas ekuitas (cost of equity) sehingga terfokus pada penciptaan keuntungan riil bagi pemegang saham. Tujuan dari penulisan ilmiah ini adalah untuk mengetahui Kinerja perusahaan berdasarkan laporan keuangan pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Data yang digunakan dalam penulisan ilmiah ini adalah data laporan keuangan PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk periode tahun 2008-2010 yang telah dibuat oleh pihak manajemen perusahaan. Berdasarkan hasil perhitungan dan analisa terhadap data-data keuangan yang didapat dari PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan sudah baik dengan menggunakan metode EVA.

Kata kunci :Economic Value Added (EVA)


PENDAHULUAN

Pertumbuhan ekonomi di Indonesia sekarang ini sedang berkembang sangat pesat sehingga membuat para investor tertarik untuk menanamkan modalnya pada perusahaan-perusahaan yang memiliki kinerja cukup baik. Investor dapat melakukan pertimbangan untuk menanamkan modalnya dengan melihat kinerja perusahaan melalui laporan keuangan perusahaan tersebut. Manajemen perusahaan harus meningkatkan kinerjanya dengan cara memperoleh laba bersih semaksimal mungkin. Saat perusahaan memperoleh laba yang maksimal maka investor akan tertarik untuk menanamkan modalnya kepada perusahaan tersebut.
Saat ini tujuan perusahaan hanya untuk menghasilkan laba yang sebesar-besarnya sudah kurang relevan lagi karena tanggung jawab perusahaan tidak hanya kepada pemilik saja tetapi kepada semua Stakeholders, sehingga hal ini menuntut perusahaan untuk menimbang strategi yang di ambil dan juga memperhatikan dampaknya bagi Stakeholders. Adapun salah satu alat untuk mengukur kinerja dari suatu perusahaan, yakni dengan menggunakan Economic Value Added (EVA).
Nilai Tambah Ekonomis (Economic Value Added / EVA) merupakan suatu laba yang tertinggal setelah dikurangi dengan biaya modal (Cost Capital) yang diinvestasikan untuk menghasilkan laba tersebut. Metode EVA pertama kali dicetuskan oleh Stern dan Stewart dalam usahanya untuk memperoleh jawaban terhadap metode penilaian kinerja keuangan yang baik.



TINJAUAN PUSTAKA

Tujuan dari penilaian kinerja suatu perusahaan adalah untuk memberikan motivasi kepada karyawan dalam mencapai sasaran perusahaan serta mematuhi standar dan perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar tercapainya tindakan dan hasil yang diharapkan. Penilaian kinerja perusahaan digunakan sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kepentingan mereka terhadap perusahaan. Sebelum mempelajari kinerja perusahaan secara mendalam perlu diketahui makna dari kinerja itu sendiri. Kinerja merupakan suatu hasil pemanfaatan secara baik atas sumber daya yang ada dan sekaligus mencerminkan seberapa jauh suatu keberhasilan tercapai, sehingga dapat dikatakan bahwa kinerja perusahaan akan baik apabila perusahaan mampu memanfaatkan sumber daya yang ada secara maksimal.
EVA adalah suatu system manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan, yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta jika perusahan mampu memenuhi semua biaya operasi (operating cost) dan biaya modal (cost of capital) (Tunggal, 2001;1)
EVA adalah tolok ukur kinerja keuangan dengan mengukur perbedaan antara pengembalian atas modal perusahaan dengan biaya modal. (Young & O’Byrne, 2001;831).
Economic Value Added pertama kali diperkenalkan oleh G. Bennet Stewart, III, Managing Partner dari Stren Steward & Co dalam bukuny a berjudul “ The Quest for Value” pada tahun 1991. Buku yang terbaru dari Joe M. Stren Managing Partner dari Stren & Co dalam bukunya “ The EVA Challenge Implementing Value Added Change in An Organization” diterbitkan pada tahun 2001. Sejak itu, lebih dari 300 perusahaan di dunia mengadopsi disiplin tersebut, anatara lain : Coca-Cola, Quajer Oats, Boise Cascade, Briggs & Stratton, Lafarge, Siemens, Tate &Lyle, Telecom New Zealand, Telstra, Monsanto, SPX, Heman Miller, JC Penney, dan US Portal Service (Joel M. Stren).
EVA adalah laba yang tertinggal setelah dikurangi dengan biaya modal (cost capital) yang diinvestasikan untuk menghasilkan laba. EVA merupakan suatu tolok ukur kinerja keuangan yang berbasis nilai. EVA merupakan suatu tolok ukur yang menggambarkan jumlah absolute dari nilai pemegang saham (shareholder value) yang diciptakan atau dirusak pada suatu periode tertentu, biasanya setahun. EVA yang positif menunjukkan penciptaan nilai (Value Creation) sedangkan EVA yang negative menunjukkan penghancuran nilai (value Destruction).
Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa EVA merupakan jumlah uang yang diciptakan oleh perusahaan dengan mengurangkan beban modal dari NOPAT yang menggambarkan pengembalian atas modal yang dikeluarkan untuk investasi oleh perusahaan.

METODE PENELITIAN

Dalam penulisan ilmiah ini, penulis menggunakan data sekunder yang penulis dapatkan dari website www.telkom.co.id berupa laporan keuangan PT. Telkom, Tbk. Khususnya berupa neraca konsolidasi dan laporan laba rugi, sedangkan akun-akun yang dibutuhkan untuk menghitung EVA yaitu laba bersih setelah pajak, modal kerja, modal yang di investasikan, biaya modal dan ekuitas sera capital charges.

Alat Analisis yang Digunakan
Alat analisis yang digunakan adalah sebagai berikut :
Menghitung NOPAT
NOPAT = Laba bersih setelah pajak + biaya bunga

Menghitung WCR
WCR = ( Piutang usaha + piutang lain-lain + persediaan ) -hutang jangka pendek

Menghitung Invested Capital
Invested capital = kas + WCR + aktiva tetap setelah dikurangi penyusutan

Menghitung Tingkat Modal dari Hutang (D)




Menghitung Cost of Debt (Rd)


Menghitung Pajak Penghasilan (T)

Menghitung Cost of Equity



Menghitung Tingkat Modal dari Ekuitas (E)


Menaksir Persentase Weighted Average Cost of Capital
WACC = {D x (1-tax)} + (E x )


D = Tingkat Modal Dari Hutang
r_d = Biaya Hutang
E = Tingkat Modal Dari Ekuitas
Tax = Persentase pajak
r_E = Biaya Ekuitas

Menghitung Capital Charges
Capital Charges = Invest Capital x WACC

Menghitung EVA
EVA = NOPAT - Capital Charges




PEMBAHASAN

Data yang di pakai dalam penulisan ilmiah ini berupa laporan keuangan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk tahun 2008-2010.
EVA (Economic Value Added) merupakan jumlah uang yang diciptakan perusahaan dengan mengurangkan beban modal dari NOPAT yang menggambarkan pengembalian atas modal yang dikeluarkan untuk modal investasi perusahaan.

RUMUS :

EVA = NOPAT – Capital Charges

Tahun 2008 = Rp 12.313.071 – Rp 752.837,18
= Rp 11.560.233,82
Tahun 2009 = Rp 13.494.804 – Rp 992.715,07
= Rp 12.502.088,93
Tahun 2010 = Rp 13.465.034 – Rp 1.053.967,57
= Rp 12.411.066,43

EVA pada tahun 2008 ke tahun 2009 mengalami peningkatan sebesar Rp 941.855,11, ini berarti terjadi nilai EVA positif dimana perusahaan mampu melakukan pengembalian atas modal yg ditanamkan investor. EVA tahun 2009 ke tahun 2010 mengalami penurunan sebesar Rp 91.022,5 , walaupun mengalami penurunan tetapi nilai EVA yang dihasilkan masih bernilai positif sehingga pada periode tahun 2009-2010 perusahaan masih mampu mengembalikan modal yg di tanamkan para investor.


Tabel Rangkuman Hasil perhitungan Laporan Keuangan
PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk
Tahun 2008-2010


Selama periode penelitian yaitu dari tahun 2008 hingga tahun 2010, PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk, telah menghasilkan EVA yang positif. Hal ini terjadi karena pada tahun 2008 hingga tahun 2010 perusahaan mengalami pertumbuhan keuntungan yang diimbangi dengan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban untuk mengganti resiko usaha dari modal yang ditanamkan oleh investor.
Pada tahun 2009 NOPAT mengalami kenaikan sebesar Rp 1.181.733, dari tahun 2009. Kenaikan ini di sebabkan oleh adanya kenaikan laba bersih yang di sertai dengan menurunnya biaya bunga di bandingkan tahun 2008. Invested Capital untuk tahun 2009 mengalami peningkatan sebesar Rp 6.689.017, dari tahun 2008. Kenaikan terjadi karena adanya kenaikan selisih negative pada Working Capital Requirement (WCR) serta terjadi peningkatan aktiva tetap yang telah dikurangi dengan akumulasi penyusutan. Persentase WACC untuk tahun 2009 mengalami kenaikan sebesar 0,24%, dari tahun 2008. Kenaikan ini di sebabkan oleh adanya penurunan persentase tingkat modal dari ekuitas. Capital charges merupakan komponen pengurang NOPAT yang berasal dari perkalian antara Weighted Average Cost of Capital (WACC) dengan modal yang di tanamkan / di investasikan (Invested Capital). Pada tahun 2009 nilai capital charges mengalami peningkatan sebesar Rp 239.887,89, dari tahun 2008. Peningkatan ini terjadi karena adanya kenaikan invested capital dan WACC. Pada tahun 2009 perusahaaan mengalami kenaikan pada nilai EVA sebesar Rp 941.855,11, dari tahun 2008.
Pada tahun 2010 terjadi penurunan NOPAT sebesar Rp 29.770. Penurunan ini disebabkan oleh menurunnya biaya bunga dibandingkan tahun 2009. Invested Capital pada tahun 2010 mengalami peningkatan tetapi tidak signifikan sebesar Rp 7.754.485, dari tahun 2009 . Peningkatan ini terjadi di karenakan oleh adanya peningkatan selisih negatif pada Working Capital Requirement (WCR) dan kas walaupun aktiva tetap setelah dikurangi dengan akumulasi penyusutan mengalami penurunan. Pada tahun 2010 persentase WACC mengalami penurunan sebesar 0,09% dari tahun 2009. Pada tahun 2010 capital charges kembali naik sebesar Rp 61.252,5, dari tahun 2009. Akan tetapi Nilai EVA di tahun 2010 mengalami penurunan sebesar Rp 91.022,5. Penurunan nilai EVA ditahun ini disebabkan peningkatan nilai NOPAT dan Capital Charges yang tinggi tidak sebanding dengan tahun sebelumnya.
Dapat di lihat dari data di atas nilai EVA periode 2008-2010 bernilai positif atau telah terjadi proses nilai tambah ekonomis pada perusahaan yaitu PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk dan penciptaan nilai EVA tertinggi Selama periode 2008-2010 yaitu di tahun 2009 dan nilai terendah berada ditahun 2008.

PENUTUP
Kesimpulan
Setelah dilakukan perhitungan kinerja dan analisis dari PT.Telekomunikasi Indonesia, Tbk, maka dapat diambil kesimpulan bahwa berdasarkan hasil analisis selama periode 2008-2010 dengan menggunakan metode EVA pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk, bahwa perusahaan telah menciptakan nilai EVA yang positif yang artinya perusahaan menghasilkan nilai tambah ekonomis, dimana nilai EVA pada tahun 2008 sebesar Rp 11.560.233,82, pada tahun 2009 nilai EVA naik menjadi Rp 12.502.088,93, dan terjadi penurunan nilai EVA pada tahun 2010 menjadi Rp 12.411.066,43. Nilai positif yang didapat selain menambah keuntungan perusahaan juga memberikan profit bagi para pemegang saham dan laba yang di dapat sudah memenuhi harapan penyandang dana baik kreditur maupun pemegang saham. Keberhasilan tersebut harus terus dipertahankan oleh PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Karena sebagian besar saham PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk dimiliki oleh Negara, maka ini akan berdampak baik pula bagi keberlangsungan perekonomian bangsa Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Hery. 2009. Akuntansi Keuangan Menengah 1. Jakarta: Bumi Aksara
Mardiasmo.2001.Akuntansi Keuangan Dasar.Universitas Gajah Mada : Yogyakarta
Sadeli, Lili M. 2009. Dasar-DasarAkuntansi. Jakarta: BumiAksara.
Soemarso, S.R. 2004.AkuntansiSuatuPengantarEdisi 5. SalembaEmpat : Jakarta
Terhadap Return Pemegang Saham. Universitas Islam Indonesia: Yogyakarta.
Tunggal, Amin Widjaja. 2008. Memahami Economic Value Added (EVA). Harvarindo, Jakarta.
Tunggal, Amin Widjaja. 2008. Pengantar Konsep EVA dan VBM. Harvindo, Jakarta.
Young, S. David dan O’ Byrne, Stephen. 2001. EVA dan Manajemen Berdasarkan Nilai Panduan Praktis untuk Implementasi, Salemba Empat: Jakarta.
www.idx.co.id
www.telkom.co.id





Jumat, 07 Juni 2013

TUGAS MINGGU KE-7
HARMONISASI AKUNTANSI INTERNASIONAL

1. Memahami perbedaan harmonisasi dan standarisasi yang berlaku dalam standar akuntansi.
Jawab:
Harmonisasi Standar akuntansi Internasional
Sejak tahun 1982, tujuan IASC telah berubah dari tujuannya semula untuk menyusun satu standar akuntansi yang seragam untuk semua negara menjadi suatu proses harmonisasi SAI. IASC mulai menyadari bahwa standardisasi merupakan usaha yang sulit. Oleh karena itu alternatif lain adalah melakukan harmonisasi standar akuntansi internasional. Harmonisasi adalah suatu usaha atau proses untuk meningkatkan keserupaan atau kecocokan antara praktik akuntansi antarnegara dengan batasan-batasan tertentu, selama perbedaan tersebut tidak berkaitan dengan konflik logis (Meek dan Saudagaran, 1990). Ada beberapa alas an diperlukannya untuk melaksanakan harmonisasi, yaitu:
a) Fakta bahwa beberapa negara telah memberikan kontribusinya bagi pengembangan akuntansi, seperti USA;
b) Pesatnya pertumbuhan dan perdagangan ekonomi dunia dan banyaknya perusahaan multinasional yang beroperasi di suatu negara;
c) Beberapa negara sudah mengadopsi SAI untuk memecahkan masalah akuntansi yang relevan bagi negaranya;
d) Harmonisasi sangat bermanfaat bagi suatu negara.
Ada 3 model pendekatan harmonisasi, yaitu: a) absolut uniformity, b) circumstantial uniformity, dan c) purposive uniformity (Alhashim, 1982). Model pertama sama dengan standardisasi yaitu mensyaratkan satu standar internasional untuk semua negara. Pendekatan kedua membolehkan adanya perbedaan sebatas perbedaan tersebut tidak signifikan. Model ketiga diterapkan dengan mempertimbangkan kegunaan dan kebutuhan pemakai. Harmonisasi merupakan usaha meningkatkan komparabilitas praktik akuntansi.
Standardisasi Standar Akuntansi
Standardisasi akuntansi internasional adalah proses membuat satu standar yang umum untuk semua negara. Hal ini berarti setiap negara wajib menerapkan satu standar akuntansi internasional tanpa mempertimbangkan faktor-faktor beda yang ada pada setiap negara. Pelaporan keuangan menjadi lebih dapat diperbandingkan. Akan tetapi penerapan satu standar ini menyebabkan standar akuntansi menjadi sangat kaku dan tidak dapat mengakomodasi perbedaan yang ada di antara negara yang satu dengan negara yang lain. Perusahaan-perusahaan di suatu negara harus menghadapi dan mengantisipasi tekanan sosial, politik, dan ekonomi dalam negeri, sementara harus menyesuaikan diri dengan standar internasional yang sangat kompleks. Standardisasi beranggapan bahwa tidak ada perbedaan antar negara yang satu dengan negara yang lain. Anggapan ini sama sekali tidak benar sebab setiap negara memiliki karakteristiknya masing-masing yang nyata berbeda. Standardisasi akuntansi internasional dapat dicapai dengan tiga model pendekatan, yaitu a) international and political agreement, b) profesional agreement, dan c) voluntary. Model pertama adalah model penerapan standar karena ada perjanjian internasional atau perjanjian politik yang bisa menyangkut wilayah regional tertentu atau lebih dari wilayah regional. Model kedua standar akuntansi internasional diterapkan karena adanya perjanjian profesional antara organisasi profesi akuntansi yang tergabung dalam sutau organisasi
akuntansi internasional seperti IASC/IASB. Dengan demikian IASC/IASB dapat meminta anggotanya untuk mengadopsi dan menerapkan Standar Akuntansi Internasional (SAI/IFRS). Model ketiga adalah pendekatan penerapan SAI secara sukarela karena ada kepentingan atau motivasi tertentu dari suatu negara untuk mengadopsi SAI.
2. Menjelaskan pro dan kontra harmonisasi standar akuntansi internasional.
Jawab:
Keuntungan harmonisasi akuntansi internasional:
- Pasar modal menjadi global dan modal investasi dapat bergerak di seluruh dunia tanpa hambatan berarti. Standar pelaporan keuangan berkualitas tinggi yang digunakan secara konsisten di seluruh dunia akan memperbaiki efisiensi alokasi modal.
- Investor dapat membuat keputusan investasi yang lebih baik, portfolio akan lebih beragam dan risiko keuangan berkurang.
- Perusahaan-perusahaan dapat memperbaiki proses pengambilan keputusan strategi dalam bidang merger dan akuisisi.
Kritik atas standar internasional
Internasionalisasi standar akuntansi juga menuai kritik. Pada awal tahun 1971 (sebelum pembentukan IASC), beberapa pihak mengatakan bahwa penentuan standar internasional merupakan solusi yang terlalu sederhana atas masalah yang rumit. Dinyatakan pula bahwa akuntansi, sebagai ilmu sosial, telah memiliki fleksibilitas yang terbangun dengan sendiri di dalamnya dan kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan situasi yang sangat berbeda merupakan salah satu nilai terpenting yang dimilikinya.
Lebih jauh lagi, ditakutkan bahwa adopsi standar internasional akan menimbulkan “standar yang berlebihan”. Perusahaan harus merespons terhadap susunan tekanan nasional, social, politik, dan ekonomi yang semakin meningkat dan semakin dibuat untuk memenuhi ketentuan internasional tambahan yang rumit dan berbiaya besar. Argumen terkait adalah perhatian politik nasional sering kali berpengaruh terhadap standar akuntansi dan bahwa pengaruh politik internasional tidak terhindari lagi akan menyebabkan kompromi standar akuntansi.
3. Memahami arti rekonsiliasi dan pengakuan bersama (timbal balik) terhadap perbedaan standar akuntansi.
Jawab:
Rekonsiliasi dan Pengakuan Bersama
Dua pendekatan lain yang diajukan sebagai solusi yang mungkin digunakan untuk mengatasi permasalahan yang terkait dengan isi laporan keuangan lintas batas: (1) rekonsiliasi dan (2) pengakuan bersama (yang juga disebut sebagai “imbal balik”/resiporitas). Melalui rekonsiliasi, perusahaan asing dapat menyusun laporan keuangan dengan menggunakan standar akuntansi Negara asal, tetapi harus menyediakan rekonsiliasi antara ukuran-ukuran akuntansi yang penting (seperti laba bersih dan ekuitas pemegang saham) di Negara asal dan di Negara dimana laporan keuangan dilaporkan. Sebagai contoh, Komisi Pasar Modal AS (SEC).
Pengakuan bersama terjadi apabila pihak regulator di luar Negara asal menerima laporan keuangan perusahaan asing yang didasarkan pada prinsip-prinsip Negara asal. Sebagai contoh, Bursa Efek London menerima laporan keuangan berdasarkan GAAP AS untuk pelaporan yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan asing.
4. Mengidentifikasi organisasi yang mempromosikan hormonisasi dan memiliki peran penting dalam penetapan standar akuntansi internasional.
Jawab:
Enam organisasi telah menjadi pemain utama dalam penentuan standar akuntansi internasional dan dalam mempromosikan harmonisasi akuntansi internasional:
1. Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB)
2. Komisi Uni Eropa (EU)
3. Organisasi Internasional Komisi Pasar Modal (IOSCO)
4. Federasi Internasional Akuntan (IFAC)
5. Kelompok Kerja Ahli antar pemerintah Perserikatan Bangsa-bangsa atas Standar Internasional Akuntansi dan Pelaporan (Internationals Standards of Accounting and Reporting – ISAR), bagian dari Konferensi PBB dalam Perdagangan dan Pembangunan (United Nations Conference on Trade and Development – UNCTAD).
6. Kelompok Kerja dalam Standar Akuntansi Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (Kelompok Kerja OECD).
5. Mendeskripsikan pendekatan baru Uni Eropa dan mengaitkannya dengan integrasi pasar keuangan Eropa.
Jawab:
Komisi mengumumkan bahwa EU perlu untuk bergerak secara tepat dengan maksud untuk memberikan sinyal yang jelas bahwa perusahaan yang sedang berupaya untuk melakukan pencatatan di Amerika Serikat dan pasar-pasar dunia lainnya akan tetap dapat bertahan dalam kerangka dasar akuntansi EU. EC juga menekankan agar EU memperkuat komitmennya terhadap proses penentuan standar internasional, yang menawarkan solusi paling efisien dan cepat untuk masalah-masalah yang dihadapi perusahaan yang beroperasi dalam skala internasional.
Pada tahun 2000, EC mengadopsi strategi pelaporan keuangan yang baru. Hal yang menarik dari strategi ini adalah usulan aturan bahwa seluruh perusahaan EU yang tercatat dalam pasar teregulasi, termasuk bank, perusahaan asuransi dan SME (perusahaan berukuran kecil dan menengah), menyusun akun-akun konsolidais sesuai dengan IFRS.

DAFTAR PUSTAKA
Meek, Gary. and Saudagaran S. (1990). A Survey of Research on Financial Reporting in a
Transnational Context. Journal of Accounting Literature, 9, pp. 145-182.
Alhashim, D.D. (1982). International Dimensions in Accounting and Implications for
Developing Nations. Management International Review ($th Quarter), pp. 4-11.
Choi, Frederick D.S., and Gerhard D. Mueller, 2005., Akuntansi Internasional – Buku 1, Edisi 5., Salemba Empat, Jakarta.
Choi, Frederick D.S., and Gerhard D. Mueller, 2005., Akuntansi Internasional – Buku 2, Edisi 5., Salemba Empat, Jakarta.

TUGAS MINGGU KE-8
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN INTERNASIONAL

1. Memahami kesulitan-kesulitan analisis strategi bisnis internasional dan strategi dasar untuk pengumpulan informasi.
Jawab:
Analisis strategi usaha sering kali rumit dan sukar dilakukan dalam lingkungan internasional karena pendorong keuntungan yang utama dan jenis risiko usaha berbeda-beda di tiap Negara. Seperti risiko aturan, risiko kurs valuta asing, dan risiko kredit yang perlu dievaluasi dan dilihat secara koheren.
Analisis strategi usaha sulit dilakukan khususnya di beberapa Negara karena kurang andalnya informasi mengenai perkembangan makroekonomi.
Memperoleh informasi mengenai industry juga sukar dilakukan di banyak Negara dan jumlah serta kualitas informasi perusahaan sangat berbeda-beda. Ketersediaan informasi khusus mengenai perusahaan sangat rendah di banyak Negara berkembang. Akhir-akhir ini banyak perusahaan besar yang melakukan pencatatan dan memperoleh modal di pasar luar negeri telah memperluas pengungkapan mereka dan secara sukarela beralih ke prinsip akuntansi yang diakui secara global seperti Standar Pelaporan Keuangan Internasional.
2. Menjelaskan langkah-langkah analisis akuntansi.
Jawab:
Langkah-langkah melakukan analisis akuntansi :
1. Identifikasi kebijakan akuntansi utama
Dalam analisis akuntansi, analis harus mengidentifikasi dan mengevaluasi kebijakan dan perusahaan menggunakan untuk mengukur faktor-faktor kritis dan risiko.
2. Menilai fleksibilitas akuntansi
Tidak semua perusahaan memiliki fleksibilitas yang sama dalam memilih kebijakan akuntansi utama mereka dan estimasi. Beberapa pilihan akuntansi perusahaan ini sangat dibatasi oleh standar dan konvensi akuntansi.
3. Evaluasi strategi akuntansi
Ketika manajer memilih fleksibilitas akuntansi, mereka dapat menggunakannya untuk menyampaikan situasi ekonomi perusahaan mereka atau untuk menyembunyikan kinerja yang sebenarnya.
4. Evaluasi kualitas pengungkapan
Manajer dapat membuatnya lebih atau kurang mudah bagi seorang analis untuk menilai kualitas akuntansi perusahaan dan menggunakan laporan keuangan untuk memahami realitas bisnis. Sementara aturan akuntansi memerlukan sejumlah pengungkapan minimum, manajer memiliki pilihan yang cukup besar dalam masalah ini.
5. Identifikasi potensi adanya red flag
Sebuah pendekatan umum untuk analisis akuntansi yang berkualitas adalah mencari "red flag" yang menunjuk pada keraguan kualitas akuntansi. Indikator-indikator ini menunjukkan bahwa analis harus memeriksa barang-barang tertentu lebih dekat atau mengumpulkan informasi lebih lanjut tentang mereka.
6. Membatalkan penyimpangan akuntansi
Jika analisis akuntansi menunjukkan angka yang dilaporkan perusahaan menyesatkan, maka analis harus berusaha untuk menyajikan kembali laporan untuk mengurangi penyimpangan sejauh mungkin.
3. Memahami pengaruh analisis akuntansi terhadap akuntansi antar negara dan kesulitannya dalam memperoleh informasi yang diperlukan.
Jawab:
Tujuan analisis akuntansi adalah untuk menganalisis sejauh mana hasil yang dilaporkan perusahaan mencerminkan, realitas ekonomi. Para analis perlu untuk mengevaluasi kebijakan dan estimasi akuntansi, serta menganalisis sifat dan ruang lingkup fleksibilitas akuntansi suatu perusahaan. Yang terakhir ini mengacu pada diskresi manajemen dalam menentukan kebijakan dan estimasi akuntansi yang harus diterapkan dalam suatu peristiwa akuntansi tertentu.72 Untuk memperoleh kesimpulan yang dapat diandalkan, analis harus menyesuaikan jumlah akuntansi yang dilaporkan untuk menghilangkan distorsi yang disebabkan oleh penggunaan metode akuntansi yang menurut analis itu tidak layak. Sebagai contoh, analis mungkin menyakini bahwa revaluasi atas aktiva tetap suatu menghasilkan nilai tercatat aktiva yang terlalu tinggi.
Para manajer perusahaan diperbolehkan untuk membuat banyak pertimbangan yang terkait dengan akuntansi, karena merekalah yang tahu paling banyak mengenai kondisi operasi dan keuangan perusahaan mereka. Fleksibilitas dalam pelaporan keuangan merupakan hal penting karena memungkinkan manajer untuk menggunakan pengukuran akuntansi yang paling mencerminkan situasi dan keadaan operasi tertentu dari perusahaan. Namun demikian, manajer memiliki insentif untuk mendistorsikan kenyataan operasi dengan menggunakan diskresi akuntansi yang dimiliki untuk mendistorsikan laba yang dilaporkan. Satu alasannya adalah bahwa laba yang dilaporkan sering kali digunakan sebagai dasar evaluasi kinerja manajemen mereka.
Dua isu utama menjadi tantangan bagi mereka yang melakukan analisis akuntansi dalam lingkungan internasional. Yang pertama adalah perbedaan antarnegara dalam kualitas pengukuran, kualitas pengungkapan, dan kualitas audit; sedangkan yang kedua menyangkut kesulitan dalam memperoleh informasi yang diperlukan untuk melakukan analisis akuntansi.
Perbedaan antarnegara dalam kualitas pengukuran akuntansi, pengungkapan, dan audit sangat dramatis. Karakteristik nasional yang menyebabkan perbedaan ini mencakup praktik yang diwajibkan dan diterima secara umum, pengawasan dan penegakan aturan, dan ruang lingkup diskresi manajemen atas pelaporan keuangan.
Auditor eksternal memainkan peranan yang penting dalam memastikan apakah standar akuntansi dipatuhi. Sistem hukum memberikan mekanisme penegakan aturan yang memastikan para auditor untuk tetap independen dalam praktiknya. Namun demikian, lingkungan audit tidak seragam di seluruh dunia.
4. Mengenali mekanisme untuk mengatasi perbedaan prinsip akuntansi antar negara.
Jawab:
Beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk mengatasi perbedaan prinsip akuntansi antar Negara yaitu:
1. Beberapa analis menyajikan ulang ukuran akuntansi asing menurut sekelompok prinsip yang diakui secara internasional, atau sesuai dengan dasar lain yang lebih umum.
2. Beberapa yang lain mengembangkan pemahaman yang lengkap atas praktik akuntansi di sekelompok Negara tertentu dan membatasi analisis mereka terhadap perusahaan-perusahaan yang berlokasi di Negara-negara tersebut.
5. Memahami kesulitan dan kelemahan dalam analisis laporan keuangan internasional.
Jawab:
Kesulitan dan kelemahan dalam analisis laporan keuangan internasional:
a. Akses informasi Informasi mengenai ribuan perusahaan dari seluruh dunia telah tersedia secara luas dalam beberapa tahun terakhir. Sumber informasi dalam jumlah yang tak terhitung banyaknya muncul melalui World Wide Web (WWW). Perusahaan di dunia saat ini memiliki situs web dan laporan tahunannya tersedia secara Cuma-Cuma dari berbagai sumber lainnya.
b. Ketepatan waktu informasi Ketepatan waktu laporan keuangan, laporan tahunan, laporan kepada pihak regulator berbeda-beda di tiap Negara.
c. Hambatan bahasa dan terminology.
d. Masalah mata uang asing.
e. Perbedaan dalam jenis dan format laporan keuangan.
6. Memahami bagaimana menggunakan www untuk memperoleh informasi penelitian perusahaan.
Jawab:
World Wide Web atau disingkat dengan WWW merupakan teknologi yang berkembang dengan pesat dan inovatif. Karena teknologi tersebut, maka para penggunjung dunia Internet dapat melihat halaman-halaman yang berisi teks, grafik, suara dan video yang berisi gambar bergerak. Untuk berpindah dari satu halaman ke halaman lainnya kita dapat menggunakan sarana penghubung yang disebut hypertext links. Bahasa yang memungkinkan kita dapat menggunakan sarana penghubung tersebut dan melihat-lihat halaman-halaman di Web ialah Hypertext Markup Language atau yang popular disebut HTML.
Agar peneliti dapat mencari lokasi halaman Web tertentu, maka yang bersangkutan harus mengaktifkan browser di layar monitor kemudian menuliskan alamat atau lokasi dimana halaman-halaman yang akan kita cari tersebut berada. Nama lokasi Web tersebut disebut sebagai URL atau Uniform Resource Locator. Sarana yang memungkinkan terjadi komunikasi antara Web browser yang mengirimkan URL tertentu dengan Web server ialah Hypertext Transfer Protocol atau HTTP. Oleh karena itu setiap penulisan lokasi Web tertentu harus dimulai dengan kata ‘http’. Ketika server menemukan halaman utama suatu situs, dokumen atau objek yang dicari maka server yang bersangkutan kemudian mengirimkan kembali halaman utama suatu situs, dokumen atau objek yang diminta tersebut ke browser klien dan memunculkan ke layar monitor komputer peminta.

DAFTAR PUSTAKA
Choi, Frederick D.S., and Gerhard D. Mueller, 2005., Akuntansi Internasional – Buku 1, Edisi 5., Salemba Empat, Jakarta.
Choi, Frederick D.S., and Gerhard D. Mueller, 2005., Akuntansi Internasional – Buku 2, Edisi 5., Salemba Empat, Jakarta.
Ball, R. (2006). International Financial Reporting Standards (IFRS): Pros and Cons for Investors. Accounting and Business Research. Vol 36. International Accounting Policy Forum. pp. 5 – 27.

Nama : Akbar Agus Chaniago
Kelas : 4Eb 13
NPM : 20209978