Minggu, 09 Juni 2013

ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk


ABSTRAK

Nilai Tambah Ekonomis (Economic Value Added / EVA) merupakan suatu laba yang tertinggal setelah dikurangi dengan biaya modal (Cost Capital) yang diinvestasikan untuk menghasilkan laba tersebut.Pengukur kinerja EVA muncul sebagai antisipasi kelemahan pengukur kinerja akuntansi tradisional yang hanya mendasarkan pada laba akuntansi (accounting income) dan tidak memasukkan biaya modal atas ekuitas. Pengukur kinerja EVA memasukkan unsur biaya hutang (cost of debt) dan biaya modal atas ekuitas (cost of equity) sehingga terfokus pada penciptaan keuntungan riil bagi pemegang saham. Tujuan dari penulisan ilmiah ini adalah untuk mengetahui Kinerja perusahaan berdasarkan laporan keuangan pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Data yang digunakan dalam penulisan ilmiah ini adalah data laporan keuangan PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk periode tahun 2008-2010 yang telah dibuat oleh pihak manajemen perusahaan. Berdasarkan hasil perhitungan dan analisa terhadap data-data keuangan yang didapat dari PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan sudah baik dengan menggunakan metode EVA.

Kata kunci :Economic Value Added (EVA)


PENDAHULUAN

Pertumbuhan ekonomi di Indonesia sekarang ini sedang berkembang sangat pesat sehingga membuat para investor tertarik untuk menanamkan modalnya pada perusahaan-perusahaan yang memiliki kinerja cukup baik. Investor dapat melakukan pertimbangan untuk menanamkan modalnya dengan melihat kinerja perusahaan melalui laporan keuangan perusahaan tersebut. Manajemen perusahaan harus meningkatkan kinerjanya dengan cara memperoleh laba bersih semaksimal mungkin. Saat perusahaan memperoleh laba yang maksimal maka investor akan tertarik untuk menanamkan modalnya kepada perusahaan tersebut.
Saat ini tujuan perusahaan hanya untuk menghasilkan laba yang sebesar-besarnya sudah kurang relevan lagi karena tanggung jawab perusahaan tidak hanya kepada pemilik saja tetapi kepada semua Stakeholders, sehingga hal ini menuntut perusahaan untuk menimbang strategi yang di ambil dan juga memperhatikan dampaknya bagi Stakeholders. Adapun salah satu alat untuk mengukur kinerja dari suatu perusahaan, yakni dengan menggunakan Economic Value Added (EVA).
Nilai Tambah Ekonomis (Economic Value Added / EVA) merupakan suatu laba yang tertinggal setelah dikurangi dengan biaya modal (Cost Capital) yang diinvestasikan untuk menghasilkan laba tersebut. Metode EVA pertama kali dicetuskan oleh Stern dan Stewart dalam usahanya untuk memperoleh jawaban terhadap metode penilaian kinerja keuangan yang baik.



TINJAUAN PUSTAKA

Tujuan dari penilaian kinerja suatu perusahaan adalah untuk memberikan motivasi kepada karyawan dalam mencapai sasaran perusahaan serta mematuhi standar dan perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar tercapainya tindakan dan hasil yang diharapkan. Penilaian kinerja perusahaan digunakan sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kepentingan mereka terhadap perusahaan. Sebelum mempelajari kinerja perusahaan secara mendalam perlu diketahui makna dari kinerja itu sendiri. Kinerja merupakan suatu hasil pemanfaatan secara baik atas sumber daya yang ada dan sekaligus mencerminkan seberapa jauh suatu keberhasilan tercapai, sehingga dapat dikatakan bahwa kinerja perusahaan akan baik apabila perusahaan mampu memanfaatkan sumber daya yang ada secara maksimal.
EVA adalah suatu system manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan, yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta jika perusahan mampu memenuhi semua biaya operasi (operating cost) dan biaya modal (cost of capital) (Tunggal, 2001;1)
EVA adalah tolok ukur kinerja keuangan dengan mengukur perbedaan antara pengembalian atas modal perusahaan dengan biaya modal. (Young & O’Byrne, 2001;831).
Economic Value Added pertama kali diperkenalkan oleh G. Bennet Stewart, III, Managing Partner dari Stren Steward & Co dalam bukuny a berjudul “ The Quest for Value” pada tahun 1991. Buku yang terbaru dari Joe M. Stren Managing Partner dari Stren & Co dalam bukunya “ The EVA Challenge Implementing Value Added Change in An Organization” diterbitkan pada tahun 2001. Sejak itu, lebih dari 300 perusahaan di dunia mengadopsi disiplin tersebut, anatara lain : Coca-Cola, Quajer Oats, Boise Cascade, Briggs & Stratton, Lafarge, Siemens, Tate &Lyle, Telecom New Zealand, Telstra, Monsanto, SPX, Heman Miller, JC Penney, dan US Portal Service (Joel M. Stren).
EVA adalah laba yang tertinggal setelah dikurangi dengan biaya modal (cost capital) yang diinvestasikan untuk menghasilkan laba. EVA merupakan suatu tolok ukur kinerja keuangan yang berbasis nilai. EVA merupakan suatu tolok ukur yang menggambarkan jumlah absolute dari nilai pemegang saham (shareholder value) yang diciptakan atau dirusak pada suatu periode tertentu, biasanya setahun. EVA yang positif menunjukkan penciptaan nilai (Value Creation) sedangkan EVA yang negative menunjukkan penghancuran nilai (value Destruction).
Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa EVA merupakan jumlah uang yang diciptakan oleh perusahaan dengan mengurangkan beban modal dari NOPAT yang menggambarkan pengembalian atas modal yang dikeluarkan untuk investasi oleh perusahaan.

METODE PENELITIAN

Dalam penulisan ilmiah ini, penulis menggunakan data sekunder yang penulis dapatkan dari website www.telkom.co.id berupa laporan keuangan PT. Telkom, Tbk. Khususnya berupa neraca konsolidasi dan laporan laba rugi, sedangkan akun-akun yang dibutuhkan untuk menghitung EVA yaitu laba bersih setelah pajak, modal kerja, modal yang di investasikan, biaya modal dan ekuitas sera capital charges.

Alat Analisis yang Digunakan
Alat analisis yang digunakan adalah sebagai berikut :
Menghitung NOPAT
NOPAT = Laba bersih setelah pajak + biaya bunga

Menghitung WCR
WCR = ( Piutang usaha + piutang lain-lain + persediaan ) -hutang jangka pendek

Menghitung Invested Capital
Invested capital = kas + WCR + aktiva tetap setelah dikurangi penyusutan

Menghitung Tingkat Modal dari Hutang (D)




Menghitung Cost of Debt (Rd)


Menghitung Pajak Penghasilan (T)

Menghitung Cost of Equity



Menghitung Tingkat Modal dari Ekuitas (E)


Menaksir Persentase Weighted Average Cost of Capital
WACC = {D x (1-tax)} + (E x )


D = Tingkat Modal Dari Hutang
r_d = Biaya Hutang
E = Tingkat Modal Dari Ekuitas
Tax = Persentase pajak
r_E = Biaya Ekuitas

Menghitung Capital Charges
Capital Charges = Invest Capital x WACC

Menghitung EVA
EVA = NOPAT - Capital Charges




PEMBAHASAN

Data yang di pakai dalam penulisan ilmiah ini berupa laporan keuangan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk tahun 2008-2010.
EVA (Economic Value Added) merupakan jumlah uang yang diciptakan perusahaan dengan mengurangkan beban modal dari NOPAT yang menggambarkan pengembalian atas modal yang dikeluarkan untuk modal investasi perusahaan.

RUMUS :

EVA = NOPAT – Capital Charges

Tahun 2008 = Rp 12.313.071 – Rp 752.837,18
= Rp 11.560.233,82
Tahun 2009 = Rp 13.494.804 – Rp 992.715,07
= Rp 12.502.088,93
Tahun 2010 = Rp 13.465.034 – Rp 1.053.967,57
= Rp 12.411.066,43

EVA pada tahun 2008 ke tahun 2009 mengalami peningkatan sebesar Rp 941.855,11, ini berarti terjadi nilai EVA positif dimana perusahaan mampu melakukan pengembalian atas modal yg ditanamkan investor. EVA tahun 2009 ke tahun 2010 mengalami penurunan sebesar Rp 91.022,5 , walaupun mengalami penurunan tetapi nilai EVA yang dihasilkan masih bernilai positif sehingga pada periode tahun 2009-2010 perusahaan masih mampu mengembalikan modal yg di tanamkan para investor.


Tabel Rangkuman Hasil perhitungan Laporan Keuangan
PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk
Tahun 2008-2010


Selama periode penelitian yaitu dari tahun 2008 hingga tahun 2010, PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk, telah menghasilkan EVA yang positif. Hal ini terjadi karena pada tahun 2008 hingga tahun 2010 perusahaan mengalami pertumbuhan keuntungan yang diimbangi dengan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban untuk mengganti resiko usaha dari modal yang ditanamkan oleh investor.
Pada tahun 2009 NOPAT mengalami kenaikan sebesar Rp 1.181.733, dari tahun 2009. Kenaikan ini di sebabkan oleh adanya kenaikan laba bersih yang di sertai dengan menurunnya biaya bunga di bandingkan tahun 2008. Invested Capital untuk tahun 2009 mengalami peningkatan sebesar Rp 6.689.017, dari tahun 2008. Kenaikan terjadi karena adanya kenaikan selisih negative pada Working Capital Requirement (WCR) serta terjadi peningkatan aktiva tetap yang telah dikurangi dengan akumulasi penyusutan. Persentase WACC untuk tahun 2009 mengalami kenaikan sebesar 0,24%, dari tahun 2008. Kenaikan ini di sebabkan oleh adanya penurunan persentase tingkat modal dari ekuitas. Capital charges merupakan komponen pengurang NOPAT yang berasal dari perkalian antara Weighted Average Cost of Capital (WACC) dengan modal yang di tanamkan / di investasikan (Invested Capital). Pada tahun 2009 nilai capital charges mengalami peningkatan sebesar Rp 239.887,89, dari tahun 2008. Peningkatan ini terjadi karena adanya kenaikan invested capital dan WACC. Pada tahun 2009 perusahaaan mengalami kenaikan pada nilai EVA sebesar Rp 941.855,11, dari tahun 2008.
Pada tahun 2010 terjadi penurunan NOPAT sebesar Rp 29.770. Penurunan ini disebabkan oleh menurunnya biaya bunga dibandingkan tahun 2009. Invested Capital pada tahun 2010 mengalami peningkatan tetapi tidak signifikan sebesar Rp 7.754.485, dari tahun 2009 . Peningkatan ini terjadi di karenakan oleh adanya peningkatan selisih negatif pada Working Capital Requirement (WCR) dan kas walaupun aktiva tetap setelah dikurangi dengan akumulasi penyusutan mengalami penurunan. Pada tahun 2010 persentase WACC mengalami penurunan sebesar 0,09% dari tahun 2009. Pada tahun 2010 capital charges kembali naik sebesar Rp 61.252,5, dari tahun 2009. Akan tetapi Nilai EVA di tahun 2010 mengalami penurunan sebesar Rp 91.022,5. Penurunan nilai EVA ditahun ini disebabkan peningkatan nilai NOPAT dan Capital Charges yang tinggi tidak sebanding dengan tahun sebelumnya.
Dapat di lihat dari data di atas nilai EVA periode 2008-2010 bernilai positif atau telah terjadi proses nilai tambah ekonomis pada perusahaan yaitu PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk dan penciptaan nilai EVA tertinggi Selama periode 2008-2010 yaitu di tahun 2009 dan nilai terendah berada ditahun 2008.

PENUTUP
Kesimpulan
Setelah dilakukan perhitungan kinerja dan analisis dari PT.Telekomunikasi Indonesia, Tbk, maka dapat diambil kesimpulan bahwa berdasarkan hasil analisis selama periode 2008-2010 dengan menggunakan metode EVA pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk, bahwa perusahaan telah menciptakan nilai EVA yang positif yang artinya perusahaan menghasilkan nilai tambah ekonomis, dimana nilai EVA pada tahun 2008 sebesar Rp 11.560.233,82, pada tahun 2009 nilai EVA naik menjadi Rp 12.502.088,93, dan terjadi penurunan nilai EVA pada tahun 2010 menjadi Rp 12.411.066,43. Nilai positif yang didapat selain menambah keuntungan perusahaan juga memberikan profit bagi para pemegang saham dan laba yang di dapat sudah memenuhi harapan penyandang dana baik kreditur maupun pemegang saham. Keberhasilan tersebut harus terus dipertahankan oleh PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Karena sebagian besar saham PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk dimiliki oleh Negara, maka ini akan berdampak baik pula bagi keberlangsungan perekonomian bangsa Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Hery. 2009. Akuntansi Keuangan Menengah 1. Jakarta: Bumi Aksara
Mardiasmo.2001.Akuntansi Keuangan Dasar.Universitas Gajah Mada : Yogyakarta
Sadeli, Lili M. 2009. Dasar-DasarAkuntansi. Jakarta: BumiAksara.
Soemarso, S.R. 2004.AkuntansiSuatuPengantarEdisi 5. SalembaEmpat : Jakarta
Terhadap Return Pemegang Saham. Universitas Islam Indonesia: Yogyakarta.
Tunggal, Amin Widjaja. 2008. Memahami Economic Value Added (EVA). Harvarindo, Jakarta.
Tunggal, Amin Widjaja. 2008. Pengantar Konsep EVA dan VBM. Harvindo, Jakarta.
Young, S. David dan O’ Byrne, Stephen. 2001. EVA dan Manajemen Berdasarkan Nilai Panduan Praktis untuk Implementasi, Salemba Empat: Jakarta.
www.idx.co.id
www.telkom.co.id





Tidak ada komentar:

Posting Komentar